Tuesday, September 13, 2011

Farah vs Abg Lan

Farah adalah gadis berusia 20 tahun. kawan-kawan mengatakan Farah cantik, tinggi 170, kulit putih dengan rambut lurus sebahu. Farah termasuk populer diantara kawan-kawan, pokoknya \'gaul abis\'. Namun demikian Farah masih mampu menjaga kesucianku sampai.. Suatu saat Farah bersama  Yante (20) pembantu rumah Mak Sedaranya dengan ditemani Bang Lan nya (51), menghabiskan liburan dengan menginap di rumah mak sedaranya di Klang. Ketika itu mak sedara Farah pulang ke kampong bersama Mak Ngahnya, Isteri kepada Bang Lan. Secara kebetulan, Bang Lan di minta supaya menemani Farah dan Yante di Klang memandangkan suasana di kawasan perumahan tersebut tidak berapa selamat. Jadi, perlu ada ‘jantan’ bagi menemani mereka berdua. “Tak pe Puan, ABang Lan kan ade..Yante senang kalau Bang Lan boleh temankan kami bila Puan ke kampong besok. Lagipun, Bang Lan bukan orang lain…tak de hal lah.” ujar Yante kepada majikan nya, macam ada ap-pa nya si Yante ni dengan Bang Lan.

Si Yante ni, walaupun tidak terlalu tinggi (160) memiliki tubuh padat dengan kulit putih, sangat sexy apalagi dengan ukuran payudara 36b-nya, Yante sebenarnya memang ada rahsia yang tersirat di antaranya dengan Bang Lan. Bang Lan jantan pertama menyentuh kewanitaan nya. Diantara kami berdua Yante lebih cantik, tubuhnya sangat proportionate dan  tidak heran kalau jantan bergelar Bang Lan sangat tergila-gila dengannya, walaupun dia hanya insan berstatus pembantu rumah. Sementara Farah pula,sebenarnya suka sama Bang Lan. Cuma kenakalan Bang Lan mengusiknya terkadang membuat Farah ngeri, karenanya Farah hanya menganggap dia tidak lebih dari sekadar bapak sedaranya sahaja.
Acara ke Puncak kami mulai dengan \'hang-out\' disalah satu kafe terkenal di kota kami. Larut malam baru tiba di Klang dan langsung menyerbu kamar tidur, kami semua tidur dikamar lantai atas. Udara dingin membuatku terbangun dan menyadari yang Yante dah hilang entah kemana. Rasa haus membuatku beranjak menuju dapur untuk mengambil minum. Sewaktu melewati kamar belakang dilantai bawah, telinga Farah menangkap suara orang yang sedang bercakap-cakap. Farah mengintip dari celah pintu yang tidak tertutup rapat, ternyata Farah terlihat Bang Lan bersama Yante. Niat menegur mereka  Farah urungkan, karena Farah melihat mereka sedang berciuman, awalnya kecupan-kecupan lembut yang kemudian berubah menjadi lumatan-lumatan. Keingintahuan akan kelanjutan adegan itu menahan langkah Farah menuju dapur.
Adegan ciuman itu bertambah \'panas\' mereka saling memagut dan berguling-gulingan, lidah Bang Lan menjalar bagai ular ketelinga dan leher sementara tangannya menyusup kedalam t-shirt meramas-ramas payudara yang menyebabkan Yante mendesah-desah, suara desahannya terdengar sangat sensual. Disibakkannya t-shirt Yante dan lidahnya menjalar dan meliuk-liuk di putingnya, menghisap dan meramas-ramas payudara Yante. Setelah itu tangannya mulai merayap kebawah, mengelus-elus bahagian sensitif yang tertutup g-string. Bang Lan berusaha membuka penutup terakhir itu, tapi sepertinya Yante keberatan. Lamat-lamat Farah terdengar akan pembicaraan mereka.
"Jangan Bang Lan" tolak Yante.
"Kenapa Yante?" tanya Bang Lan buat-buat bodoh celaka.
"Yante belum pernah.. camni, tuan"
"Kena cubalah Zaaah, tak cuba tak tau…" pujuk Bang Lan.
"Takut le Bang Lan" Yante beralasan, konon2nya takut buat salah.
"Aaaalah, takde ape-pe yang nak dirisaukan Zaaahh. Puan dan kakaknya semua di kampong. Diaorang takkan taunya hal kita berduaan camni." lanjut Bang Lan memujuk lagi.
"Tapi Bang Lan…"
"Camni je lah Zaah", potong Bang Lan, "Kita ringan2, cium cium aja, kalau Yante kamu tak suka, kita berhenti je le."
"Janji ya Bang Lan" sahut Yante ingin meyakinkan walaupun dalam hati kecilnya masih ragu-ragu.
"Janji, I promise." Bang Lan meyakinkan Yante.
Yante memejamkan matanya menanti game Bang Lan seterusnya. Perasaannya harubiru. Kejap takut kejap dingin tapi ada ruang di hati kecinya merelakan Bang Lan meneruskan ‘game’nya…Bang Lan tidak membuang-buang masa, terus dia membuka t-shirt dan seluar pendek Yante dan kembali menikmati bukit kenikmatan Yante yang indah itu, perlahan mulutnya merayap makin kebawah.. kebawah.. dan kebawah. Ia mengucup-ngucup gundukan diantara paha sekaligus menarik turun g-string Yante. Dengan hati-hati Bang Lan membuka kedua paha Yante dan mulai mengucup kewanitaan Yante disertai jilatan-jilatan lembut di bibir cipap Yante yang mula basah berlendir itu. Tubuh Yante bergetar merasakan lidah kasar Bang Lan.
"Agghh.. Bang Lan.. oohh.. enakk.. sedaaapnyehhh..Bang Lan…ooohh."
Mendengar desahan Yante, Bang Lan semakin menjadi-jadi, ia bahkan menghisap-hisap kewanitaan Yante dan meramas-ramas payudaranya dengan liar. Hentakan-hentakan berahi sepertinya telah menguasai Yante, tubuhnya menggelinjang keras disertai desahan dan erangan yang tidak berkeputusan, tangannya mengusap-usap dan menarik-narik rambut Bang Lan, seakan tidak ingin melepaskan kenikmatan yang ia rasakan. “Oooh bang…bang…aarrhh….ehmm…sedaap bang…hmmm sedap….Yaanggg..”desah Yante berterusan.
Yante semakin membuka lebar kedua kakinya agar memudahkan mulut Bang Lan melahap kewanitaannya. Kepalanya mengeleng kekiri-kekanan, tangannya menggapai-gapai, semua yang diraih dicengramnya kuat-kuat. Yante sudah tenggelam dan setiap detik belalu semakin dalam ia menuju ke dasar lautan berahi. Bang Lan tahu apa yang harus dia lakukan selanjutnya. Bang Lan membuka dan melabuhkan kain pelekatnya dan merangkak naik keatas tubuh Yante. Mereka bergumul dalam ketelanjangan yang berbalut berahi. Sesekali Bang Lan di atas sesekali dibawah disertai gerakan erotis pinggulnya, Yante tidak tinggal diam ia melakukan juga gerakan yang sama. Kemaluan mereka saling beradu, gesek menggesek, dan menekan-nekan. Melihat itu semua membuat degup jantung Farah berdetak kencang dan bahagian-bahagian sensitif di tubuh Farah mengeras.. Farah mulai terjangkit virus berahi Bang Lan dan Yante.

Bang Lan kemudian mengangkat tubuhnya yang ditompang satu tangan, sementara tangan lain memegang kejantannya..seketul daging 7 inci panjang 2.5 inci lilitan keras berurat dan berdenyut2 berkepala zakar umpama buah epal. Terbeliak mata Yante melihat kepala zakar Bang Lan. “ Aduh Bang Lan, matilah Yante camni…” Bang Lan tidak memperdulika rayuan Yante dan terus mengarahkan kejantanannya kecelah-celah peha Yante. "Jangan Bang Lan, katanya cuma cium aja" sergah Yante buat2 terkejut walhal dia mahu sangat2 Bang Lan mengerjakan kewanitaan nya.
"Rileks la Zaah" pujuk Bang Lan, sambil mengosok-gosok kepala zakar buah epalnya di kewanitaan Yante.
"Tapi.. Bang Lan.. oohh.. aahh" protes Yante tenggelam dalam desahannya kenikmatannya sendiri.
"Nikmatikan aja Yante"
"Ehh.. akkhh.. mpphh" Yante semakin mendesah
"Haaa, camtu la sayang,camtu Yante.. rileks.. nanti lebih enak lagi"
"He eh Bang Lan.. eesshh"
"Sedap Yante?...hmmm?"
"Ehh.. enaakk…sedaaap…bang… Bang Lan"
Farah benar-benar ternganga dibuatnya apabila melihat gelagat Yante bersama Bang Lan. Seumur hidup belum pernah Farah melihat batang pelir milik jantan yang sebenarnya, apalagi kejantanan batang 7 inci berurat yang berdenyut2 bersedia untuk merobak kewnitaan pembantu rumah mak sedaranya yang selama ini dikenalinya sebagai gadis berhemah dan pemalu.

Tidak ada lagi protes apalagi penolakan hanya desahan kenikmatan Yante yang terdengar. Gundukan gebu Yante terangkat2 seolah tidak sabar lagi menerima asakan ganas batang pelir Bang Lan. Bang Lan tersenyum lebar dan….
"Abang masuk ya Yante?" pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban. Minta izin la pulak nak menutuh macam celaka lah Bang Lan ni.
Bang Lan langsung menekan pinggulnya, ujung kejantanannya tenggelam dalam kewanitaan Yante.
"Aakhh.. Bang Lan.. eengghh" erang Yante cukup keras, membuat bulu-bulu ditubuh Farah  meremang mendengarnya.
Bang Lan lebih merunduk lagi dengan sikut menahan badan, perlahan pinggulnya bergerak turun naik serta mulutnya dengan rakus melumat payudara Yante.
"Teruss.. Bang Lan..sedapnyerr .. ohh.. isep yang kerass sayangg" Yante meracau.
"Aku suka sekali payudara kamu Zaah.. mmhh…lazaaat..shrup..slupshhh…"Bang Lan menyonyot ganas buah dada yang gebu montok milik pembantu rumah bernama Yante.
"Yante juga suka Bang Lan.. ahh…ehmm..iyssss…sedap sayaaaangggg…huuuhhh.." Yante menyorongkan dadanya membuat Bang Lan bertambah mudah melumatnya.
Bukan hanya Yante yang terayun-ayun gelombang berahi, Farah yang melihat semua itu turut hanyut dibuatnya. Tanpa disedarinya, Farah mulai meramas-ramas payudara dan memainkan putingnya sendiri, membuatkan matanya terpejam-pejam merasakan nikmatnya.

Bang Lan tahu Yante sudah pada situasi \'point of no return\', ia merebahkan badannya lalu menindih Yante dan memeluknya seraya melumat mulut, leher dan telinga Yante dan.. Farah melihat laku Bang Lan menekan pinggulnya, sehinggakan Farah dapat bayangkan bagaimana kejantanan Bang Lannya menerobos masuk ke dalam rongga kenikmatan Yante. Ya…burit Yante yang tembam mekar …."Auuwww.. Bang Lan.. aduuuh…sakiitt" jerit Yante.
"Sakit Bang Lan…besar nya…"
"Rileks Yante..jap lagi ok supaya enak nanti" pujuk Bang Lan, sambil terus menekan lebih dalam lagi.
"Sakit Bang Lan.. pleasee.. jangan…besar Banggg…aarrrgghhh…ooohhh…ehmmm… "
Sudah terlambat.. seluruh kejantanan Bang Lan telah terbenam di dalam rongga kenikmatan Yante. Beberapa saat Bang Lan tidak bergerak, ia mengecup-ngecup leher, pundak dan akhirnya payudara Yante kembali jadi bulan-bulanan lidah dan mulutnya. Perlakuan Bang Lan membuat berahi Yante terusik kembali, ia mulai melenguh dan mendesah-desah, lama kelamaan semakin menjadi-jadi. Rongga nikmat Yante tanpa diarah dengan sendirinya mula mengembang kecut dan mengemut-ngemut batang pelir Bang Lan apabila dinding rongga nikmatnya di garu hebat oleh kepala zakar buah epal Bang Lan. Bahagian belakang tubuh Bang Lan yang mulai dari punggung, pinggang sampai buah pelirnya tak luput dari ramasan-ramasan tangan Yante.

Bang Lan memahami sekali keadaan Yante, pinggulnya mulai digerakan memutar perlahan sekali tapi mulutnya bertambah ganas melahap gundukan daging Yante yang dihiasi puting kecil kemerah-merahan.
"Uhh.. ohh.. Bang Lan…ehmmm….sayaaanggg…yaaanggg!!!..." desah kenikmatan Yante, kakinya dibuka lebih melebar lagi. Cipap Yante terangkat-angkat mengembang-mengecut menerima asakan ganas batang pelir Bang Lan. Lendiran putih meleleh keluar dari cipap Yante membasahi pangkal pelir dan peha Bang Lan.
Bang Lan tidak mensia-siakan kesempatan ini dipercepatnya rythme gerakan pinggulnya. Ertikata lain…Bang Lan menjadi lebih ganas dan lebih bernafsu mendengar rengetan nikmat Yante.
"Agghh..ehmmm…ooohh.. teruskan Bang Lan…teruskan sayaaannggg.." Yante meracau merasakan kejantanan Bang Lan yang berputar-putar di kewanitaannya, kepalanya tengadah dengan mata terpejam, pinggulnya turut bergoyang. Merasakan gerakannya mendapat respon yang baiikkk dari Yante, Bang Lan tidak ragu lagi untuk terus menarik-memasukan batang pelirnya yang mengeras sekeras2 dan berdenyut2 itu kedalam lubang burit Yante sedalam2nya.
"Aaauugghh.. sshh.. Bang Lan.. ohh..oohh…Bang Lan.." Yante tak kuasa lagi menahan luapan kenikmatan yang keluar begitu saja dari mulutnya.

Pinggul Bang Lan yang turun naik dan kaki Yante yang terbuka lebar membuatkan darah Farah berdesir, menimbulkan denyut-denyut di bahagian sensitifnya, Farah memasukan tangan kiri kebalik kain batik dan pantiesnya. Tubuh Farah bergetar begitu apabila jari-jemarinya meraba-raba kewanitaan nya yang mulai basah dan berlendir nikmat.
"Ssshh.. sshh…eehhmmm…aauuuhhh.." desis Farah tak tertahan manakala jari tengah Farah menyentuh bibir kemaluannya yang sudah basah, sesaat \'life show\' Bang Lan dan Yante terlupakan. Kesadaran Farah kembali apabila terdengar pekikan Yante.
"Adduuhh..aarrghhh Bang Lan..oooohh..nikmatnyerrr….aaahhhh…aaahhh…aaahhh…Banggg…ooohhh…sayaaangggg…" Yante terbuai dalam berahinya yang menggebu-gebu.
"Nikmatinya Yante.. nikmat sepuas-puasnya….ketatnya burit kamu Yante…cipap tembam mu Yante…eehhmmm…eehhmmmm…kemut Yante…kemut…aahhh"
"Ssshh..henyak sayaaannggg…aaahh.. oooohh..sedaaap Bang Lan….sedaaapnye sayaaanggg…"
"Punya kamu enaakk sekalii Zaahhh.. uugghh"
"Ohh.. Bang Lan.. Yante sayang kamu..Bang Lan…ooohh…aarrgghhh…oohhh…aaahhh…eehkk…ehmmm… sshh…yaaanggg…sayaaanggg!!!" desah Yante seraya memeluk, pujian Bang Lan rupanya membuat Yante lebih agresif, pantatnya bergoyang mengikuti irama hentakan-hentakan turun-naik batang pelir Bang Lan.
"Enaak An.. terus goyang.. uhh.. eenngghh" merasakan goyangan Yante Bang Lan semakin mempercepat hujaman-hujaman kejantanannya.
"Ahh.. aahh.. Bang Lan.. teruss.. sayaang" pekik Yante.
Semakin liar keduanya bergumul, peluh keringat kenikmatan membanjir menyelimuti tubuh mereka.
"Bang Lan.. tekan sayangg.. uuhh.. Yante mau semua nyaaa…aaarrrhhggg…ke.. kelu.. aarrghh…h000ooo…sayaaaangggg…ooohhh…yaaaannggg…" erang Yante.
Bang Lan menekan batang pelirnya dan meledakkan cecair panas …crut…cruuut…cruuuut…cruuuut…ke dalam burit Yante… sedalam-dalamnya dan tubuh keduanya pun mengejang. Aaaaahhh…aahh…ahhh…sayaaangg…saayaaaaannggg…ehhmmmm..Gema erangan kenikmatan mereka memenuhi seantero kamar dan kemudian keduanya…terkulai lemas….kepuasan penuh nikmat.

Sekembali di bilik tidurnya, Farah gelisah mengingat-ingat kejadian yang baru saja dilihatnya, bayang-bayang Bang Lan dengan ganasnya melahap dan meratah dan menyetubuhi Yante begitu menguasai fikirannya. Tak kuasa Farah menahan tangannya untuk kembali mengusap-usap seluruh bahagian sensitif di tubuhnya. Menjelang ayam berkokok barulah mata Farah terpejam. Dalam tidurnya, mimpi adegan itu muncul kembali tetapi bukan Yante yang sedang disetubuhi Bang Lan tetapi dirinya.

Jam 10.00 pagi harinya Farah berjalan-jalan menghirup udara taman sebelah rumak mak sedaranya, sekalian membeli makanan dan titbits sementara Bang Lan dan Yante menunggu villa. Belum lagi 15 minit meninggalkan rumah mak sedaranya perut Farah tiba-tiba rasa memulas.  Farah mencoba untuk bertahan tetapi tidak berhasil dan terus bergegas Farah kembali ke rumah mak sedaranya.

Setelah selesai dari urusannya di bilik air Farah turun ke ruang tamu mencari Yante dan Bang Lan, rupa2nya mereka berada di ruang TV dalam keadaan…bertelanjang. Lagi-lagi Farah mendapat tontonan \'live show\' yang spektakuler. Tubuh Yante setengah melonjor di sofa dengan kaki menapak kelantai, Bang Lan berlutut dilantai dengan badan berada diantara kedua belah peha Yante. Seperti binatang buas, mulutnya mengulum-ngulum cipap Yante, tak lama kemudian Bang Lan meletakan kedua tungkai kaki Yante dibahunya dan kembali menyantap \'segitiga nikmat\' yang semakin terpampang dimukanya. Tak ayal lagi Yante berkelojotan diperlakukan seperti itu.

"Ssshh.. sshh.. aahh" desis Yante.
"Oohh.. Bang.. nikmat sekalii.. sayang"
"Gigit.. Bang.. pleasee.. gigitt"
"Auuwww.. pelan sayang gigitnyaa"
Melengkapi kenikmatan yang sedang melanda dirinya satu tangan Yante mencengkram kepala Bang Lan, tangan lainnya meremas-remas payudara 36b-nya sendiri serta memilin putingnya.

Beberapa saat kemudian mereka berganti posisi, Yante yang berlutut di lantai, mulutnya mengulum kejantanan Bang Lan, kepalanya turun naik, tangannya mengocok-ngocok batang kenikmatan itu, sekali-kali dijilatnya bagai menikmati es krim. Setiap gerakan kepala Yante sepertinya memberikan sensasi yang luar biasa bagi Bang Lan.
"Aaahh.. aauugghh.. teruss sayangg" desah Bang Lan.
"Ohh.. sayangg.. sedapnyaa.."Bang Lan mengerang.
Suara desahan dan erangan membuat Yante tambah bernafsu melumat kejantanan Bang Lan.
"Ohh.. Yante.. tak leh tahann.. nak masuk sayangg…" pinta Bang Lan.

Yante menyudahi lumatannya dan beranjak keatas, berlutut disofa dengan pinggul Bang Lan berada diantara pahanya, tangannya menggapai batang kenikmatan Bang Lan, diarahkan kemulut kewanitaannya dan dibenamkan. "Aaagghh" keduanya melenguh panjang merasakan kenikmatan gesekan pada bagian sensitif mereka masing-masing. Dengan kedua tangan berpangku pada pahanya Yante mulai menggerakan pinggulnya mundur maju, karuan saja Bang Lan mengeliat-geliat merasakan batangnya diurut-urut oleh kewanitaan Yante. Sebaliknya, milik Bang Lan yang menegang keras dirasakan oleh Yante mengoyak-ngoyak dinding dan lorong kenikmatannya. Suara desahan, desisan dan lenguhan saling bersaut manakala kedua insan itu sedang dirasuk kenikmatan duniawi.

Aksi Bang Lan dan Yante itu membuat Farah tidak dapat menahan keinginannya untuk meraba-raba2 sekujur tubuhnya, rasa gatal begitu merasuk kedalam kemaluannya. Farah meninggalkan \'live show\' bergegas menuju kamar. Farah terus lampiaskan berahinya dengan mengesek-gesekan bantal di kewanitaannya. Merasa tidak puas Farah singkap rok mininya dan menyelipkan tangannya kedalam pantiesnya dan membelai-belai bulu-bulu tipis di permukaan kewanitaan nya dan.. akhirnya menyentuh biji kelentitnya.
"Aaahh.. sshh.. eehh" desah Farah merasakan nikmatnya elusan-elusannya sendiri, jarinya merayap tak terkendali ke bibir kemaluannya, membuka belahannya dan bermain-main ditempat yang mulai basah dengan cairan pelancar, manakala kenikmatan semakin membalut dirinya tiba-tiba pintu terbuka.. Yante! masih dengan pakaian kusut menerobos masuk, untung Farah masih memeluk bantal, sehingga kegiatan tangannya tidak terlihat olehnya.
"Ehh Farah.. Farah ada disini, bukannya tadi ke kedai beli obat??" sapa Yante terkejut……

Yante terkejut….(bersambung)

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.